Labels

Thursday, 18 October 2012

LOGO

LOGO




Logo adalah lambang atau simbol khusus yang mewakili suatu perusahaan atau organisasi. Sebuah logo bisa berupa nama, lambang atau elemen grafis lain yang ditampilkan secara visual. Sebuah logo diciptakan sebagai identitas agar unik dan mudah dibedakan dengan perusahaan kompetitor/pesaing.




Logo bisa diibaratkan dengan wajah. Setiap orang bisa dengan mudah dikenali antara satu dengan yang lain hanya dengan melihat wajah. Begitu juga halnya dengan logo. Logo merupakan sebuah visi penyampaian citra positif melalui sebuah tampilan sederhana dalam bentuk simbol.




Fungsi Logo
a. Menjadi tanda pengenal yang khas akan sebuah perusahaan atau merek (terutama jika perusahaan  memiliki nama yang umum atau cenderung sulit diingat)
b. Menjadi atribut yang menyampaikan kepribadian, karakter atau sikap perusahaan
c. Merangkul para pemangku jabatan dengan membangun perasaan akrab dan saling percaya
d. Menandakan kualitas & kepuasan

Karena fungsi dasarnya sebagai identitas, logo haruslah unik dan mudah diingat. Selain itu, logo juga harus divisualisasikan seimbang dan enak dipandang, serta relefan sehingga mampu memberikan penjelasan mengenai apa yang ditawarkan perusahaan pemilik logo.

Proses Membuat Logo




Beberapa pihak terheran-heran dan bahkan bertanya-tanya, “Sebenarnya, apa yang menjadikan proses penciptaan sebuah logo yang baik begitu sulit? Mereka umumnya berukuran kecil, terlihat mudah dilakukan, jadi tidak ada masalah, kan?” Bila kita hanya melihat hasil dari usaha seorang desainer logo, proses penciptaan logo mungkin dapat terlihat seperti itu: sederhana. Tapi, kenyataannya sama sekali tidak. Sebuah logo harus diciptakan berdasarkan pemikiran yang panjang dan kreativitas, serta banyak unsur lainnya yang digabungkan menjadi satu untuk membuat design logo menjadi sempurna.
Ketika membuat sebuah logo, ada proses yang harus dijalankan untuk menjamin desain akhir logo dapat memenuhi kebutuhan klien. Di bawah ini adalah beberapa daftar yang biasanya dilakukan seorang desainer sebelum membuat desain logo.

a. Brief design [TIPS] Tips-tips Vital untuk Design Logo yang Efektif
Buat kuesioner atau lakukan wawancara dengan klien untuk mendapatkan brief singkat design yang diinginkan.

b. Riset
Lakukan penelitian pada industri itu sendiri, sejarahnya dan pesaing-pesaingnya. Pecahkan masalahnya dulu, baru lanjutkan dengan tahapan design berikutnya.

c. Cari referensi
Cermati design logo yang sukses, gaya design logo saat ini, serta tren design logo yang mungkin bisa mendukung brief design yang kamu miliki. Ikuti tren design bukan untuk sekedar mengadopsi gaya terkini, melainkan atas kesadaran bahwa sebuah design logo yang baik haruslah berumur panjang.

d. Buat sketsa dan konseptualisasi
Kembangkan konsep design logo dengan mengacu pada brief dan riset yang telah kita lakukan. Ini merupakan bagian terpenting dari keseluruhan proses design. Kembangkan kreativitas dan temukan inspirasi sebanyak-banyaknya, seperti yang telah Dainis Graveris katakan, “Membuat sketsa bukan pekerjaan yang membuang-buang waktu, melainkan cara yang sangat baik untuk menempatkan ide-ide dari kepala kamu di atas kertas. Setelahnya, akan jauh lebih mudah untuk benar-benar mewujudkan design tersebut di komputer. Membuat skestsa akan sangat membantu kamu untuk mengembangkan imajinasimu.”

e. Refleksi
Berikan waktu untuk diri kita bersantai sejenak selama proses design. Hal ini akan membantu ide-ide kita berkembang lebih dewasa, memperbaharui semangat, dan memungkinkan kita untuk mengumpulkan umpan balik. Hal ini juga dapat memberikan perspektif baru pada pekerjaan.

f. Revisi dan positioning
Apakah kita memposisikan diri kamu sebagai kontraktor (yang semata menjalankan instruksi dari klien) atau membangun hubungan jangka panjang (yang sekaligus membimbing klien untuk menemukan solusi terbaik), kita perlu merevisi dan meningkatkan logo sesuai kebutuhan.

g. Presentasi
Mungkin selama proses design, kita sudah berhasil membuat cukup banyak alternatif design logo, namun saat tiba waktunya mempresentasikan design logo di hadapan klien, pilihlah hanya design logo yang terbaik. Format PDF biasanya bekerja paling baik. Kita juga sebaiknya menampilkan logo dalam konteks yang akan membantu klien memvisualisasikan identitas merek dengan lebih jelas. Persiapkan presentasi yang berkualitas tinggi adalah cara paling efektif untuk mendapatkan hati klien, dan persetujuan design.

Ingatlah pesan ini: “Presentasi yang bermakna adalah presentasi yang dirancang secara khusus – untuk tujuan tertentu, untuk pihak tertentu. Bagaimana cara menyajikan sebuah ide yang baru mungkin adalah salah satu tugas desainer yang paling sulit. Namun, semua yang dilakukan oleh seorang desainer sebenarnya melibatkan bentuk presentasi tersendiri. Tidak hanya bagaimana cara menjelaskan (mempresentasikan) desain di depan publik yang terkait (klien, pembaca, penonton), tetapi bagaimana desain dapat menjelaskan dirinya di pasar. Ibaratnya, presentasi adalah musik yang mengiringi sebuah desain. Sebuah presentasi yang tidak memiliki ide tidak dapat disembunyikan di balik foto yang glamor atau papan reklame mewah. Jika memang idenya penuh omong kosong, maka ujung-ujungnya design tak akan berhasil menyampikan pesan yang ingin dikomunikasikan.”

h. Penyampaian dan dukungan
Kirimkan file yang tepat untuk klien dan berikan semua dukungan yang diperlukan. Ingatlah untuk tidak menjanjikan hal yang muluk-muluk, dan sebaliknya berikan hasil yang jauh di atas ekspekstasi.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, sebuah logo yang baik haruslah memiliki ciri khas, pantas disajikan, praktis, memiliki grafis yang baik dan bentuk yang sederhana, namun dapat mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan oleh pemiliknya. Untuk mencapainya, kita perlu mengikuti lima prinsip di bawah ini untuk memastikan bahwa desain kamu memenuhi semua kriteria tersebut.

a. Sederhana
b. Mudah diingat
c. Abadi
d. Dapat digunakan dalam banyak media
e. Pantas

a. Sederhana





Kesederhanaan membuat design logo mudah dikenali, serbaguna dan mudah diingat. Logo yang baik menampilkan sesuatu yang tidak terduga atau unik, tanpa terlihat terlalu “memaksakan diri”.

Mengapa “kesederhanaan” sangat penting? Sebab, dengan mendesign logo secara sederhana, maka logo akan lebih mudah dikenali, lebih mudah diaplikasikan dalam berbagai medium, dan tak mudah dilupakan. Itulah sebabnya, di kalangan designer, termasuk designer logo, dikenal prinsip KISS – Keep It Simple, Stupid. Prinsip tersebut menekankan pentingnya kesederhanaan dalam mendesign logo, agar logo lebih berkesan dan dapat menyampaikan pesan dengan lebih efektif.
Selain itu, mengingat bahwa logo merupakan identitas perusahaan di mata publik, design logo yang sederhana akan lebih mudah dikenali, meskipun hanya dengan sekilas melihat billboard saat sedang melaju di jalan raya, sedang sibuk memilah-milih aneka produk di pusat perbelanjaan, ataupun sedang membolak-balik halaman majalah dan menggonta-ganti saluran televisi.


"Saat masih duduk di perguruan tinggi, pada pertengahan dekade 70-an, seorang instruktur memperkenalkan saya dengan prinsip design K.I.S.S, yang diterjemahkan sebagai: Keep It Simple, St*pid. Hal ini menjadi pertimbangan desain yang sangat penting. Logo sederhana sering kali lebih mudah dikenali, sangat berkesan dan paling efektif dalam menyampaikan keinginan klien.
Sebuah identitas yang dipertajam dan disajikan dengan tepat juga akan lebih mudah meraih perhatian seorang pengemudi yang melaju pada kecepatan 70 mil per jam hanya dengan melihat sekilas pada logo yang terpampang di billboard, atau seorang pengunjung toko yang mengenali sebuah kemasan dari jajaran produk yang memadati rak, ataupun melalui media lain yang digunakan untuk iklan, pemasaran dan promosi."
- Jeff Fisher -

 b. Mudah diingat


Mengekor ketat di belakang prinsip kesederhanaan adalah bahwa logo haruslah mudah diingat. Sebuah desain logo yang efektif harus mudah masuk ke dalam benak publik, yang dicapai dengan menjaganya agar tetap sederhana namun tepat.

"Mengejutkan bagi banyak orang, subyek dari sebuah logo relatif memegang peranan yang tidak terlalu penting, dan bahkan kesesuaian konten pun tidak selalu memainkan peran penting.
Bukan berarti bahwa kesesuaian tidak diperlukan, hanya saja bahwa hubungan antara simbol dan apa yang dilambangkan seringkali tidak mungkin dicapai dan, dalam kondisi tertentu, justru dapat diterima. Pada akhirnya, prinsip yang harus terus dipegang kuat dalam mendesign logo, adalah bahwa mereka harus memiliki ciri khas, mudah diingat, dan jelas."
- Paul Rand -

c. Abadi









Logo yang efektif haruslah abadi. Nah, sekarang waktunya kita bertanya, apakah design logo kamu akan dapat bertahan menghadapi ujian waktu? Apakah design logo kamu masih tetap efektif dalam waktu 10, 20 atau bahkan 50 tahun dari sekarang?

"Tinggalkan tren untuk industri fesyen. Tren bisa datang dan pergi, dan ketika kamu sedang berbicara tentang mengubah pola celana jins atau membeli baju baru, itu memang bagus. Namun, saat kamu membicarakan mengenai identitas merek kamu, umur panjang adalah kuncinya. Jangan hanya mengikuti kerumunan. Beranilah untuk tampil menonjol."
- David Airey -

Ingatlah bahwa design logo tidak sama dengan industri fashion, di mana tren terus datang dan pergi. Identitas merek haruslah berumur panjang, dan tetap menonjolkan ciri khas yang sama hingga beberapa dekade mendatang.
Salah satu contoh design logo abadi adalah Coca Cola. Dibandingkan dengan head-to-head competitornya, Pepsi Cola, Coca Cola lebih mampu mempertahankan identitas mereknya. Ccoba saja kita bandingkan design logo Pepsi Cola dan Coca Cola di bawah ini. Perhatikan bagaimana logo Coca Cola tidak mengalami perubahan berarti sejak tahun 1885. Ya, itulah yang  dimaksud dengan design yang abadi.


d. Dapat digunakan dalam banyak media







Sebuah logo yang efektif dapat tetap terlihat menonjol di berbagai media dan aplikasi. Untuk alasan ini, logo harus dirancang dalam format vektor, untuk memastikan bahwa mereka dapat diperbesar dan/atau diperkecil pada ukuran apa saja, tanpa kehilangan identitasnya.



Biasakan diri kita dengan proses pencetakan komersial, sehingga kamu tidak mengalami masalah percetakan di kemudian hari. Ketahuilah perbedaan antara CMYK, Pantone dan sistem warna RGB.

"Saya suka bekerja pertama kali dalam bidang hitam dan putih untuk memastikan bahwa logo akan terlihat baik dalam bentuk yang paling sederhana. Warna itu sangat subjektif dan emosional. Hal ini dapat mengalihkan perhatian dari keseluruhan design – katakanlah, jika kamu melihat logo kamu dominan dalam warna merah, warna itulah yang mungkin akan menjadi hal pertama yang menarik perhatian, dan bukannya komposisi dari elemen-elemen desain. Saya bahkan tidak akan mempertimbangkan untuk mengirimkan saran warna untuk klien sampai mereka menyetujui logo yang telah saya buat dalam bidang hitam-putih."
- Patrick Winfield -

Sebagai bahan acuan, sebelum memilih sebuah design logo, coba tanyakan apakah design logo yang kita pilih dapat:
-      dicetak di atas permukaan terang maupun gelap?
-      tetap terlihat menonjol meski berwarna hitam-putih atau tidak berwarna?
-      dicetak di atas medium lain selain kertas, misalnya di atas kain, disematkan pada design topi, dsb?
-      dicetak dengan ukuran yang sangat kecil, seperti perangko?
-      sebaliknya, dicetak dengan ukuran yang sangat besar, seperti billboad?

Untuk memenuhi semua persyaratan di atas, dianjurkan logo didesign secara hitam-putih saja pada awalnya. Hal ini membuat fokus logo berada pada konsep dan bentuk, bukan pada sifat subjektif warna. Selain itu, karena logo akan digunakan untuk jangka waktu yang sangat lama, perhatikan juga biaya cetak, karena jika design logo terlalu kompleks, biasanya akan membutuhkan biaya cetak yang lebih tinggi. 


e. Pantas





Bagaimana kita “memposisikan” logo haruslah sesuai dengan audiens yang dimaksudkan. Misalnya, untuk logo yang ditujukan pada anak-anak, sesuaikanlah bentuk font dan skema warna agar pas dengan logo untuk toko mainan anak-anak. Sementara, untuk logo dari sebuah firma hukum, hindari banyak permainan warna yang terlihat kekanakan.

"Sebuah logo tidak perlu mengatakan apa yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan. Logo restoran, misalnya, tidak perlu menunjukkan makanan. Logo dokter gigi tidak perlu menunjukkan gigi, dan logo toko furnitur tidak perlu menunjukkan furnitur. Hanya karena itu relevan, bukan berarti kamu harus membakukannya dalam sebuah logo, dan menyingkirkan pikiran kamu dari elemen-elemen lain yang mungkin bisa membuat logo terlihat lebih baik. Sebagai contoh, logo Mercedes tidak menunjukkan gambar mobil, logo Virgin Atlantic tidak menunjukkan pesawat terbang, dan logo Apple tidak menunjukkan gambar komputer."
- David Airey -



Yang juga penting untuk diingat adalah bahwa logo tidak perlu selalu menunjukkan produk atau layanan yang dijual atau ditawarkan pemiliknya. Misalnya, logo untuk sebuah merek mobil tidak perlu menunjukkan mobil, logo untuk sebuah merek komputer tidak perlu menunjukkan komputer, dst. Harley Davidson, misalnya. Meski produk utamanya adalah motor, namun kita tidak akan menemukan gambar motor pada logonya. Nokia pun demikian, tidak menampilkan ponsel, yang merupakan produk unggulannya. Jadi, logo murni berfungsi sebagai alat identifikasi.




 Ada beberapa tips sederhana untuk membuat sebuah logo:


1. Matangkan konsep
Dalam mendesign logo, hal paling pertama dan terutama yang harus kita asah adalah konsep. Cari atau bentuklah konsep yang paling menggambarkan identitas perusahaan dengan sempurna – atau, setidaknya paling mendekati kesempurnaan.
Jangan bosan bertukar pikiran sampai diperoleh konsep dan logo yang sempurna. Atau, kita bisa mengamati logo dan design yang diterapkan para kompetitor, atau bisa juga memasukkan kata kunci yang diinginkan ke kolom pencari Google Image.
Jangan lupa, selalu catat ide dan inspirasi sekecil apapun. Jangan sampai ide brilian yang tercetus di pikiran hilang begitu saja, karena lupa dicatat.


2. Buat sket kasar
Salah satu kesalahan fatal yang dilakukan para designer saat mendesign logo adalah, langsung mengaplikasikan ide yang mereka miliki ke dalam program design di komputer. Sebaiknya, kita mencontoh perusahaan-perusahaan design terkemuka yang membuat lusinan sketsa kasar di atas kertas, barulah setelahnya menuangkan sketsa tersebut ke dalam komputer.
Anggapan yang mengatakan bahwa membuat sketsa hanya buang-buang waktu saja itu salah besar. Sebaliknya, kita bisa menghasilkan banyak konsep, dan menentukan variasi mana yang paling tepat dalam hitungan menit saja – jika kita menuangkan ide dulu ke atas kertas.

3. Pahami keinginan klien
Perlu diingat, mendesign logo ini untuk klien. Jadi, pastikan keinginan dan kepuasan klien berada di peringkat pertama, bahkan di atas keinginan dan kepuasan desainer sendiri. Pergunakan waktu rapat dengan klien dengan sebaik-baiknya. Cari tahu konsep logo seperti apa yang mereka inginkan, akan diaplikasikan di medium mana saja logonya nanti, dan sebagainya. Informasi-informasi ini akan sangat membantu kita dalam merumuskan design logo yang paling tepat.

4. Selalu pilih vector
Jika selama ini para desainer ada yang terbiasa mendesign dengan menggunakan Adobe Photoshop, khusus untuk mendesign logo, cobalah kalian belajar menggunakan Adobe Illustrator atau CorelDRAW. Mengapa? Sebab, keduanya memiliki format vector yang menjadikan design logomu dapat diperbesar maupun diperkecil tanpa merusak kualitasnya.
Selain itu, dengan mempelajari dan menguasai software vector, resume desainer juga akan terlihat lebih ‘kinclong’, dan kualitas kalian sebagai seorang designer akan semakin diakui, kan?

5. Keep It Simple, Stupid
Coba kita perhatikan logo-logo terkenal seperti Apple, Nike, Adidas ataupun Coca Cola. Tentunya, kita akan langsung menyadari betapa sederhananya, namun betapa melekatnya logo-logo tersebut di kepala. Di tengah persaingan industri yang semakin menggila saat ini, di mana setiap perusahaan memiliki logonya masing-masing, akan sangat masuk akal jika desain logo dibuat dengan sesederhana mungkin – namun dengan makna yang mendalam. Pastinya, akan lebih mudah diingat dan tampak mencuat di antara kompetitor.

6. Uji kelayakan
Bukan hanya kendaraan saja yang perlu diuji kelayakannya, logo pun perlu diuji lho.
Pertama-tama, uji ukuran. Design logo yang baik harus tetap dapat mencerminkan identitas perusahaan, baik dalam ukuran yang sangat kecil (16×16 px) maupun dalam ukuran yang sangat besar, seperti pada banner atau billboard. Yang terpenting, kualitas gambarnya jangan sampai rusak. Itulah sebabnya, sangat dianjurkan design logo dibuat dalam bentuk vector.
Kedua, uji warna. Design logo yang baik sebaiknya tidak memiliki banyak warna. Bukan apa-apa, namun coba sribuddies bayangkan jika logo tersebut secara hitam-putih, atau di atas kertas berwarna. Kalau pembeda utama logo tersebut semata-mata dari warnanya saja, maka akan sangat sulit untuk mengenali logo tersebut sekarang, kan?
Yang terakhir, uji padanan. Logo sangat jarang berdiri sendiri. Biasanya, logo akan “ditemani” oleh tagline atau nama perusahaan. Jadi, coba kita buat tes, bagaimana rupa design logo apabila dipadankan dengan tagline perusahaan. Samakan sisi kiri dan kanan tagline dengan ukuran logo, dan cobalah bereksperimen dengan ukuran font atau kata-katanya.



 Nah, setelah sebuah proyek selesai, berikan waktu untuk diri kita santai sejenak, minum bir, merokok, baru kemudian mulai proyek berikutnya :-)

No comments:

Post a Comment