Labels

Friday, 2 August 2013

DESAIN GRAFIS DALAM MUSIK



DESAIN GRAFIS DALAM MUSIK

Jika kita mendengar istilah ‘musik’,  maka yang akan kita pikiran adalah tentang audio dari music itu sendiri. Padahal dalam industri musik sendiri, karya visual juga berperan dalam brand image sebuah grup musik. Mem-visualisasikan sebuah karya musik bukanlah suatu hal yang mudah. Namun tidak sedikit grup musik yang sudah mulai mempercayakan brand image bandnya kepada beberapa desainer maupun seniman dalam menerjemahkan musik secara visual.
Beberapa karya grafis yang mendukung brand image sebuah grup musik antara lain adalah :



COVER
Jika sebuah band sudah mempunyai sejumlah lagu yang layak untuk dijadikan satu album, maka untuk mengemas album tersebut dibutuhkan sebuah cover atau sampul untuk membungkus isi lagunya. Cover tidak semata-mata sebagai baju atau bungkus dadi cd atau kaset. Cover justru menunjukkan isi dari tema dan karakter musik didalamnya. Rancangan sampul merupakan faktor utama untuk meningkatkan penjualan album lewat sajian visual yang menarik.
Jika music kita termasuk dalam era 60-an, maka desain yang kita gunakan setidaknya mempunyai pengaruh psychedelic. Penggunaan warna-warna cerah yang kontras, kolase objek tertentu mulai anatomi tubuh manusia sampai flora dan fauna. Logo dan font yang bermotif gelembung-gelembung balon yang khas juga dengan mudah dijumpai di setiap judul album maupun nama grup music di era itu. Di Kota Malang sendiri, saya dapat melihat desain seperti ini dalam cover album band Unda-Undi. 



Di era tahun 70-an, music punk rock muncul dan desain yang berkembang untuk cover band punk ini banyak menampilkan lukisan surealis. Warna-warna pop art banyak dijumpai di album pada era ini. Era tahun 70-an ini dianggap sebagai era puncak dalam desain cover sebuah grup music.
Pada era tahun 80 hingga 90-an, desain cover music lebih banyak terjadi pada eksplorasi bentuk kemasan.  Munculnya bentuk kaset menjadikan desain kemasan cover lebih beragam. Teknologi compact disk juga semakin menggeser popularitas piringan hitam. Dengan ukuran sekitar 12x12 cm, CD memunculkan ragam bentuk kemasan yang artistik. Munculnya film-film fiksi ilmiah seperti Star Wars maupun Star Trek juga mempengaruhi desain dalam cover music. Dalam band indie Malang, saya melihat desain bernuansa space dalam design brand band Atlesta.




Sampul album berperan sebagai identitas. Nuansa music yang disajikan akan terbaca lebih dahulu lewat sampul album. Jika musiknya blues atau rock ‘n roll, maka warnayang ditampilkan cenderung kontras, meriah, dan ceria. Jika musiknya punk rock, maka desainnya akan lebih provokatif, pop art dan liar. Jika musiknya metal, maka akan lebih banyak warna yang gelap, berdarah-darah. Jika musiknya reggae, maka cenderung berwarna tropis sekitar merah, kuning , hijau dan warna hitam atau putih sebagai pengikatnya. 




LOGO
Munculnya sebuah industri tidak akan terlepas dari apa yang namanya logo. Demikian pula industri musik. Hampir semua band memiliki logo. Bahkan sebelum mereka menciptakan sebuah lagu, logo band menjadi yang pertama terpikirkan setelah menemukan nama band. Selain menjadi identitas, logo juga mencerminkan karakter band tersebut. Banyak band menampilkan logonya dalam cover album, poster, background panggung sampai merchandise. Elemen yang terakhir sangat ampuh untuk meningkatkan popularitas sebuah band.Logo dapat berupa tulisan (logotype), gambar (logogram) ataupun gabungan keduanya.   


Logo-logo band indie Kota Malang menurut saya sangat beragam dan menarik. Mereka telah sadar bahwa logo adalah identitas. Dengan logo, suatu band akan mudah dikenali melalui bentuk visual dari permainan gambar maupun tipografi. Logo ini juga mampu mencerminkan genre musik mereka tanpa harus mendengarkan rekaman audio terlebih dahulu.







Saya sangat menyukai logo baru dari band Begundal Lowokwaru. Sangat simple dan sarat makna, menurut saya. Inisial huruf ‘BL’ yang masing-masing hurufnya terdapat garis dan membentuk sebuah lingkaran tidak penuh dan berlawanan arah jarum jam. Sangat menarik menurut saya. Walaupun sekilas terlihat seperti logo produk printer, namun logo ini dapat dengan mudah dicerna oleh masyarakat dan ramah. Logo ini menurut saya, mungkin ingin mengutarakan sebuah perlawanan. Jika dilihat dari arah ujung lingkaran tidak penuh dari bentuk logo yang berlawanan dengan arah jarum jam, grup ini bisa jadi seperti ingin (atau sudah) keluar dari sistem kemasyarakatan yang berlaku.



POSTER

Banyak sekali event music yang ada di Kota Malang ini. Peranan poster sebagai media komunikasi sangat berarti fungsinya. Gaya desain yang dibuat sangat mempengaruhi kualitas event tersebut. Materi  dan isi dari poster hendaknya memang harus komunikatif, provokatif dan mudah diterima oleh pembaca.




KLIP
Motion graphic adalah penggabungan dari fine art, photography, digital art, typography, dan image. Kombinasi ini dibuat dengan cara compositing dan dibuat bergerak. Sebuah video klip memang dirasa kurang perlu bagi sebuah band. Namun seiring perkembangan dunia internet, membuat video klip dirasa sangat perlu untuk menunjukkan kepada dunia seperti apa band kita. Membuat video klip memang tidak mudah. Dibutuhkan banyak materi untuk membuatnya. Namun bukan berarti sebuah band indie tidak mampu membuat video klip. Dengan biaya nol rupiah pun kita bias membuat video klip sederhana untuk sekedar di unggah di Youtube. Yang diperlukan sebuah band indie untuk menciptakan video klip adalah ide dan pertemanan yang baik.











Banyak jenis desain yang digunakan untuk membuat brand image dari sebuah band. Namun tidak semuanya harus berjalan sesuai aturan. Ada kalanya kita ingin ber-eksplorasi untuk menunjukkan identitas dan jati diri agar band kita lain daripada yang lain. Itu semua adalah keputusan pribadi dari masing-masing grup music. Kreatifitas desain dalam music di Kota Malang ini juga tidak kalah menarik dari desain di Yogyakarta, Bandung maupun Jakarta. Asal kita mampu untuk menunjukkan pada dunia luas, pasti band indie Kota Malang akan terdengar gaungnya…Hidup Musik Lokal!!



 

No comments:

Post a Comment